Senin, 22 Juni 2020

Warna-Warni Non Fiksi

Sebelum mengurai warna-warni non fiksiyang disampaikan oleh Siska Distiana seorang ibu rumah tangga muda dengan seabrek pekerjaan dan pengalaman sebagai content writer,  freelance editordan aktivis di Yayasan Dompet Dhuafa, pemateri muda penuh prestasi ini memotivasi peserta untuk terus menulis dengan tiga alasan, yaitu:

1.     Knowledge Management (Mengelola Pengetahuan)

Dengan menulis maka akan memaksa kita untuk membaca tentang informasi yang akan kita sampaikan. Tentunya tidak hanya satu atau dua buku atau laman sebagai referensi yang dibaca. Lambat laun hai ini akan menambah dan menguatkan pengetahuan kita sebagaimana agamaku mengajarkan “Qoyyidul ilma bil-kitabi” (Ikatlah Ilmu dengan Tulisan)

2.     Copyright milestone (Jejak langkah kehidupan)

Dengan menulis yang dikelola dalam blog atau menjadi buku akan menjadi jejak pengalaman semasa kita hidup.

3.     Paten (Legalisasi ide/gagasan kita)

Dengan menulis ide atau gagasan yang kita publikasikan melalui buku, surat kabar, jurnal, majalah atau lainnya maka akan menjadi hak intelektual kita/ karya kita yang dipatenkan.

 

Kata non fiksi tidak asing bagi kita. Sepengetahuan kebanyakan orang sepertiku hanya sebatas lawan dari fiksi yang merupakan imajinasi. Namun ternyata tidak sesempit itu, ada jenis dan cirinya. Inilah warna warni non fiksi versi Siska Distiana:

 

Pengertian Non Fiksi:

1.     Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) : 

yang tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan. 

2.     Karya informatif dimana penulis bertanggung jawab penuh atas kebenaran dari akurasi informasi yang disajikannya. Isinya tidak menjiplak atau  mengklaim karya org lain. Menulislah dengan jujur. Jika perlu data pendukung untuk menguatkan tulisan kita maka cantumkan sumbernya.

 

Ragam Non Fiksi: 

 

1.     Berita

·      Cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa hangat yang meyita banyak perhatian, seperti virus covid 19. 

·      Teknik menuliskan berita

Menggunakan bahasa Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), dalam kalimat Subjek Predikat Objek Keterangan jelas, dan what, who, where, why, whom, how (5W1H).

·      Hard News (lugas, singkat, tidak bertele-tele, langsung pada intinya) dan Feature (artikel kreatif, informatif  dan meghibur seperti thrue story. Banyak menggunakan bunga bahasa)

 

2.     Esai

·      karangan prosa yang membahas masalah sepintas lalu dari sudut pandang pribadinya

·      sering disebut opini

 

3.     Catatan Perjalanan

Tulisan tentang  proses sebuah perjalanan atau ulasan tentang apa yang ditemui dalam perjalanan tersebut. Misal budaya daerah, makanan khas, tempat wisata, proses perjalanan dll.

 

4.     Artikel Informatif

* Tulisan yang berisi tentang suatu hal. 

* Tujuannya untuk menambah pengetahuan pembaca. 

* Isinya murni informasi.

* istilah populernya ”artikel feature”

 

5.      Best Practice,

·      Tulisan tentang pengalaman terbaik dalam menyelesaikan suatu permasalahan

·      Biasanya dibuat oleh para pendidik atau mereka yang terlibat di dalam dunia pendidikan.

·      Selain sebagai lesson study, produk tulisan lesson study  bisa menjadi masukan bagi pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan.  Contoh PTK dimana bisa disajikan dalam bentuk artikel feature. Bisa juga PTK dibukukan dalam bahasa yang lebih ringan.

 

Langkah menulis versi Siska Distiana:

 

1.     Yang paling pertama dilakukan dalam menulis adalah mengeluarkan apa yang berseliweran di pikiran dengan menggunakan mind mapping sederhana untuk itu. Hal ini dilakukan agar ketika menulis nanti tidak "tersesat" dan tidak ada informasi yang ingin disampaikan kemudian terlewat dituliskan. Pada dasarnya membuat kerangka tulisan, hanya dalam bentuk sangat sederhana dan "kasaran". 

 

2.     Setelah semua isi pikiran dikeluarkan, lalu disusun mana yang akan diletakkan di bagian pembuka, tengah, dan penutup tulisan.

 

3.     Setelah semua selesai ditulis, kemudian mengendapkan dulu tulisan itu. Minimal 15 menit saja. Tujuan mengendapkan ini adalah untuk mengistirahatkan otak. 

 

4.     Kemudian, baca lagi tulisan tadi. Biasanya setelah otak lebih jernih, maka akan lebih teliti saat membaca ulang ini. Jika ada salah ketik, atau letak yang tidak pas, bisa kita perbaiki. Nah di sini juga melakukan "self editing" atau mengedit sendiri. Kesalahan-kesalahan dalam tulisan tadi bisa di revisi terlebih dahulu. 

 

5.     Setelah semua dirasa oke, barulah disetor tulisan ke editor (jika itu tulisan pesanan), atau diposting jika tulisannya untuk kepentingan pribadi.n

 

Banyak hikmah yang bisa kuambil dari belajar menulis ini, diantaranya mengelola waktu sebaik mungkin karena ia tak akan pernah kembali. Akupun semakin menghargai waktu. Pemilhan kata yang tepat untuk disusun menjadi sebuah kalimat informatif namun menarik. Akupun lebih memperhatikan setiap kata ketika aku membaca dan lebih berhati-hati ketika berbicara. Tertatih bahkan terseok aku menyelesaikan tugas resume untuk bisa menjadi lebih baik dan menghargai banyak hal karena hidup penuh warna. Mensikapi warna kehidupan menjadi warna-warni yang penuh makna. 

1 komentar: