Minggu, 05 Juli 2020

Kunci Keramat dalam Menulis

Mau masuk surga dengan jalan mudah dan menyenangkan? Gampang…. Jadilah seorang guru professional yang baik hati dan selalu dirindu dan memberikan inspirasi serta penggerak  bagi muridnya. Guru yang tak pernah puas dan tak berhenti untuk belajar dan berkarya karena  guru adalah kunci penting dalam dunia pendidikan. Jika guru berkualitas, besar kemungkinan kelas yang diajarnya juga berkualitas. Tapi jika gurunya kurang berkualitas, tentu hasil pembelajarannya juga kurang sesuai dengan harapan.

Salah satu kunci penting peningkatan kualitas guru adalah dengan membangun budaya literasi. Literasi berarti budaya membaca dan menulis. Seorang guru yang mau terus membaca buku dan menulis memiliki peluang untuk semakin meningkat kualitas dirinya. Semakin banyak buku yang dibaca, semakin banyak karya yang dihasilkan, maka akan memiliki kontribusi penting bagi kemajuan pendidikan.

Profesi guru jaman now tentunya tidak seperti waktu jaman kita sekolah dulu. Perubahan peradaban ke era revolusi pendidikan 4.0 memaksa guru untuk mempersiapkan peserta didiknya untuk dapat survive di jamannya. Oleh karena itu pemerintah memberikan syarat yang beragam untuk administrasi guru sehingga memaksa guru secara mandiri untuk menjadi guru pembelajar dan berkarya. Tentunya bukan hal yang mudah untuk mewujudkannya. Diperlukan kerja keras, kesabaran dan komunitas untuk saling berbagi energy positif, mengevaluasi dan memotivasi seperti komunitas belajar menulis bersama Om Jay dkk.

Pada materi yang ke lima belas dengan nara sumber Bapak Dr. Ngainun Naim dosen IAIN Tulung Agung akan berbagi kunci keramat untuk dapat konsisten produktif menulis. Banyak Buku yang telah diterbitkan dalam kesibukan aktifitas beliau sebagai dosen. Pada biasanya kegiatan kuliah online dipandu ibu Fatimah dari Aceh. Namun kali ini berbeda, ibu Sri Sugiastuti sebagai penulis senior memberikan warna yang berbeda dalam memandu kuliah pada malam ini. 

Kunci adalah alat untuk membuka. Ketika kita mendapatkan kunci tetapi kunci akan sebatas sebagai kunci jika tidak difungsikan. Keterlibatan kita di grup ini ibaratnya untuk mendapatkan kunci. Tapi jika sekadar mendapatkan saja dan tidak dipraktikkan, tentu kunci itu kurang fungsional.

KUNCI PERTAMA ADALAH MOTIVASI.

Coba  flash back niatan atau motivasi kita memulai menulis apa ya? Tentunya ada banyak motivasi.

1.     Motivasi Karir.

Mencermati komposisi anggota grup menulis bisa disimpilkan bahwa menulis merupakan aktivitas yang berkaitan erat dengan profesi sebagai guru. Implikasinya, semakin mahir maka semakin lancar karir yang kita tempuh.

 

2.     Motivasi materi

Menulis itu menghasilkan honor. Bagi penulis yang sudah sangat terkenal, honor memang sangat berlimpah. Bukunya terus mengalami cetak ulang. Namun jumlah mereka yang beruntung dari sisi ini tidak terlalu banyak. Sebagian besar penulis justru kurang mendapatkan perhatian dari sisi materi.

 

3.     Motivasi politik

 Menulis ditujukan untuk mencapai tujuan politik tertentu.

 

4.     Motivasi cinta

 Menulis karena memang mencintai aktivitas menulis atau mencintai peserta didik.

Nah, kita bisa memilih jenis motivasinya. Bisa juga menambah jenis motivasi di luar 4 yang disebut di atas. Namun perlu diingat bahwa apa pun motivasi yang dipilih maka akan mempengaruhi terhadap tulisan atau buku yang akan dihasilkan. Mari kita tata ulang motivasi kita menulis sehingga kegiatan menulis kita menjadi sesuatu yang membahagiakan dan berkah bagi banyak orang.

 

KUNCI KEDUA: MEYAKINI BAHWA MENULIS ITU ANUGERAH.

Mau dan Mampumenulis itu anugerah.

Banyak orang yang mau menulis tapi tidak mampu mengerjakannya, bisa karena kesibukan atau sejuta alasan lainnya. Banyak yang sesungguhnya mampu menulis tetapi tidak mau menulis. Karena itulah bisa menulis adalah anugerah luar biasa yang harus disyukuri. Cara mensyukurinya adalah dengan terus menulis.

Semua orang memiliki kemampuan menulis. Bukankan dari sejak kecil sampai sekarang kita terus menulis? Apakah menulis di buku atau media digital walaupun hanya menulis sebuah pesan di medsos. Coba sekarang simak pengalaman menulis. Jika kita lulusan S1, atau S2 atau S3 berarti sudah menulis ribuan halaman. Ya, ribuan halaman. Kok sekarang mengaku nggak bisa menulis. Terus yang dulu ribuah halaman itu apa yang ditulis? Artinya kemampuan menulis itu adalah keterampilan yang harus diasah dan dipelihara serta dikembangkan.

Sekarang mari kita urai mengapa kok masih ada yang kesulitan menulis padahal pengalaman   menulisnya sudah ribuan halaman. Ada beberapa kemungkinan: 

[1] Selama kuliah spesial menjadi anggota kelompok yang tidak pernah menulis makalah. Biasanya ini yang spesial membiayai foto kopi. Sekali lagi mohon maaf jika ada yang kurang berkenan

 [2] Tidak menulis karena dibuatkan orang lain.

 [3] Menulis dengan melakukan “kanibal” tulisan orang lain. Misalnya mendapatkan bahan di     googe lalu dipotong sana-sini sampai berbentuk layaknya tulisan.

 [4] Begitu mendapatkan tugas langsung berburu referensi. Tidak berpikir apa yang harus ditulis. Begitu referensi didapatkan segera dibuka, diketik, lalu tutup. Ganti referensi berikutnya, dibuka, diketik, lalu tutup. Tugas penulis biasanya di akhir kutipan: 

BERDASARKAN PAPARAN DI ATAS MAKA DAPAT DISIMPULKAN.

Menulis itu membuat kita menjadi berbeda dibandingkan kawan-kawan yang lainnya. Sesederhana apa pun buku yang kita hasilkan itu tetap memiliki kontribusi penting. Jangan dengarkan nyinyiran yang tidak konstruktif. Selama kita terus menulis maka akan menjadikan kita sebagai makhluk yang berbeda dengan kawan-kawan lainnya.

 

KUNCI KETIGA: MENULIS ITU MEMBERIKAN BANYAK “KEAJAIBAN” DALAM HIDUP.

Menulis itu memberikan banyak sekali manfaat. Pak Wijaya Kusumah--Omjay-- seorang bloger, youtuber dan guru kita semua, mengatakan bahwa menulis setiap hari itu telah memberikan keajaiban dalam kehidupan.

Bentuk keajaiban yang dapat kita rasakan karena menulis.:

[1]  mendapatkan banyak materi. Karena rajin menulis, bukunya mendapatkan banyak royaliti.

[2]  sering diundang sebagai pembicara di berbagai forum.

[3]  memiliki banyak teman. 

[4]  bisa membeli peralatan yang dibutuhkan dalam kehidupan. 

[5]  tulisan adalah alat perekam kehidupan yang ajaib.

[6]  menajamkan kepekaan panca indera

[7]  menghaluskan tutur bahasa dan menghaluskan budi pekerti

[8] dapat mengontrol pembicaraan menjadi pembicaraan yang berkualitas dan bermanfaat.

[9] mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Karena tulisan kita sebagai amal jariah yang akan terus mengalir sepanjang jaman walau hanya sekedar satu ayat.

 

Dan masih banyak manfaat menulis yang tidak bisa dibandingkan dengan materi.

 

KUNCI KEEMPAT : TIDAK MUDAH MENYERAH.

Banyak orang ingin menulis, tentu termasuk menulis buku, tetapi semangat menulisnya naik turun. Saat ikut kegiatan kepenulisan semacam ini, semangat menulisnya berapi-api. Tetapi saat kembali ke dunia nyata, ke dunia kehidupan sehari-hari, semangat itu perlahan tetapi pasti memudar dan akhirnya hilang sama sekali. Saat bersemangat, menulis berlembar-lembar halaman dalam sehari terasa ringan. Saat tidak bersemangat, satu paragraf pun terasa berat sekali. Bahkan sangat mungkin berbulan-bulan tanpa menulis yang bermakna sama sekali.

Menulis lima paragraf yang dilakukan rutin setiap hari jauh lebih baik daripada sepuluh halaman yang dilakukan tiga bulan sekali.Tulislah apapun yang dilihat, didengar dan dirasakan. Optimalkan panca indera untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Bayangkan kebahagiaan atau manfaat yang dapat dirasakan orang lain saat membaca tulisan kita.

 

KUNCI KELIMA: BERJEJARING. 

Jadi penulis jangan menepi. Memang saat sekarang kita harus menepi karena Corona, tetapi bukan berarti tidak berinteraksi. Bangun jejaring kepenulisan. Ikut kegiatan semacam ini juga dalam rangka berjejaring.Jangan takut dan malu untuk bertanya dan minta kritik dan saran dari teman komunitas. Walau terkadang kita harus melakukannya berkali-kali untuk dapat diperhatikan teman di komunitas. Dengan berjejaring maka yang berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing.

 

KUNCI KEENAM: MENULIS SEBANYAK-BANYAKNYA. 

Menulislah setiap hari tanpa henti. Tulislah apa yang kita bisa tulis dan kita kuasai untuk kita tulis. Lakukan secara terus-menerus. Jika Anda merasa tulisan Anda tidak baik maka dengan menulis setiap hari tulisan Anda akan otomatis menjadi baik.Tidak perlu di edit yang penting terus menulis apa yang ada dipikiran walau terkadang konyol tetapi sepanjang berdampak positif why not?.

Tapi--sekali lagi--kunci itu adalah alat. Tinggal bagaimana kunci itu untuk dapat digunakan secara tepat. Kunci hanyalah sebuah barang yang tidak berguna jika tidak digunakan, dan ketika menggunkannyapun harus tepat sesuai fungsinya.

Ditengah kesibukan, beliau tetap memberi materi walau tidak utuh menjawab pertanyaan dari semua peserta karena harus berobat ke dokter. Sungguh luar biasa semangat berbagi kebaikan walau dalam kondisi apapun pantang menyerah untuk berbagi.

Pertanyaan 1

Assalamualaikmum Dr. Naim. Materi 6 kunci tadi sangat luarr biasa. Pertanyaan saya, bagaimana caranya menyusun resume jadi sebuah buku yang menarik untuk dibaca? apakah tanggal dalam resume harus dihilangkan? atau dibiarkan? Soalnya ada yang bilang, kalo buat buku, tanggal dan bulan resume harus dihilangkan. Mohon pencerahannya. AAM NURHASANAH LEBAK BANTEN

Jawab 1:

Waalaikumsalam. Terima kasih Ibu. Menurut saya tanggal tidak perlu dicantumkan.

Saya kebetulan memiliki sebuah buku yang merupakan review dari banyak buku

Judulnya Teraju: Strategi Membaca dan Mengikat Makna

Saya tidak memasukkan tanggal dan bulan resume

Bisa kunjungi blog saya: https://spirit-literasi.blogspot.com

Namun jika dimasukkan juga tidak apa-apa. Tidak ada aturan baku

https://spirit-literasi.blogspot.com/2020/01/bu-kanjeng-dan-pengalaman-religius.html

 

Pertanyaan 2:

Menurut Bapak. Naim pribadi , kriteria tulisan yang baik dan berkualitas itu seperti apa,  lalu apa saja kiat yang Bapak lakukan untuk  menghasilkan karya tulis yang bisa diterima khalayak / penerbit  

Jawab 2

Kriteria tulisan baik dan berkualitas

(1) SELESAI DITULIS. Ini penting. Sebagus apa pun ide, jika belum selesai ditulis ya belum bagus.  

(2) Minim salah ketik atau salah teknis.

(3)  Bahasa menarik dan didukung oleh logika berpikir yang baik.

(4) JIka ingin diterima penerbit, ikuti gaya dan kebijakan penerbit.

 

Pertanyaan 3:

Menjaga konsistensi menulis itu tidak mudah, pertanyaan saya: 

1. Apa tips yang paling jitu agar kita bisa konsisten menulis & produtif ?

2. kapan waktu yang pas bagi kita untuk menulis ? Perlukah dengan jadwal & target waktu ?

Jawab 3

(1)  Semua kebiasaan awalnya dipaksa. Bangun komitmen untuk rutin menulis. Awalnya paksa, lama-lama akan terbiasa.

(2)  Setiap orang memiliki jadwal yang seharusnya disusun dan ditaati.

 

Pertanyaan 4

saya ingin stresing poin tentang jangan hiraukan nyinyiran orang sepertinya ini adalah masalah besar pak. KURANG PD dengan karya sendiri. mohon petunjuk

Jawab 4

ADA 4 jenis MALU dalam menulis:

(1) MALU untuk menulis. Tidak akan bisa menulis. 

(2) MALU kalau menulis dan tulisannya dibaca orang. 

(3) MALU sudah mulai hilang. Pokoknya nulis. 

(4) MALU TIDAK MENULIS

 

Segala sesuatu tidak akan memiliki nilai dan manfaat jika tidak ada yang menganggap atau menyakini sesuatu itu bernilai dan bermanfaat. Begitu pula dengan kunci keramat tidak akan menjadi kunci keramat jika tidak ada yang meyakini dan tidak ada yang menggunakannya. Yakini dan gunakanlah kunci keramat untuk menjadi guru penghuni surga bersama murid yang disayanginya. Torehlah sejarah hidup yang sarat akan makna dalam rangkaian tulisan yang penuh kreasi dan inovasi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar