Jumat, 10 Juli 2020

Menerbitkan Buku..... Aku Bisa!!!!!!


 

Kebayang saja tidak untuk menerbitkan buku ajar, berkecamuk hati ini melihat judul materi malam ini tentang Proses Menerbitkan Buku Ajar. Rasanya itu asem-asem manis segar bercampur bumbu kacang pedas menambah kebahagiaan menikmatinya karena nara sumbernya langsung dari pakar yang berpengalaman direktur Penerbit Andi. Bapak 

Joko Irawan Mumpuni. Dilihat dari jabatan yang beliau pegang sebagai petinggi di beberapa organisasi dan penerbit terkenal tentulah ilmunya sangat mumpuni sesuai dengan nama beliau yang berupakan doa dari kedua orang tuanya.

 

Berprofesi sebagai seorang guru seharusnya disyukuri, karena profesi ini mengajarkan kita untuk terus belajar apapun termasuk belajar menulis yang tidak hanya sekedar menulis. Jika hanya sekedar menulis bukankah dari kecil mulai dari bangku sekolah sampai bangku kuliah kita sudah menulis? Jika kita kumpulkan maka hasil tulisan kita bisa beribu bahkan berjuta halaman. Masih tidak percaya? Coba kita ingat kembali berapa banyak tugas yang diberikan satu orang guru mata pelajaran. Kemudian dikalikan ada berapa mata pelajaran dan berapa tingkatan jenjang sekolah dan kuliah yang kita lalui. Ditambah lagi laporan makalah dan skripsi. Sekarang percaya kan.

 

Alangkah indah dan bijaksananya kita sebagai guru jika tulisan itu bisa kita ramu menjadi tulisan yang lebih bernilai dan bermakna bagi pembacanya yang dapat dipublikasikan atau diterbitkan melalui berbagai macam media cetak dan digital. Aktivitas membaca dan menulis tidak pernah lepas dari seorang guru. Aktivitas yang selalu dilakukan mulai dari persiapan mengajar, proses mengajar dan evaluasi setelah mengajar. Tentunya diperlukan waktu dan latihan yang konsisten untuk dapat meramu kata-kata menjadi tulisan berkualitas dan penuh  manfaat. Menulis ternyata memberikan banyak manfaat tidak hanya bagi pembaca tetapi terutama bagi penulis yang berkecimpung dalam dunia akademisi. 

 

Inilah sebagian kecil manfaat publikasi bagi akademisi:

1.     Orientasi Pada Profit

Dengan menulis yang dapat diterbitkan melalui media cetak dan digital akan mendatangkan royalti atau uang. Semakin banyak peminat dan pembaca yang membaca tulisan kita yang dipublikasi maka akan semakin banyak pundi-pundi rupiah yang akan didapatkan. Walaupun penulis telah meninggal dunia namun jika hasil karyanya masih banyak diminati banyak orang maka bisa diwariskan kepada keluarga atau keturunannya.

2.     Nirlaba (CSR/Pengabdian)

Profesi yang berkecimpung di dunia akademisi akan memberi peluang lebar untuk memasuki pintu surga. Guru yang selalu berinteraksi dengan banyak siswa akan terbuka lebar menjadi seorang guru yang inspiratif, motivator dan  menggerakkan orang lain untuk melakukan hal positif yang dapat memberikan banyak manfaat dan perubahan dimanapun kita berada jika terdokumentasikan dengan baik dalam tulisan yang. Menabur benih kebaikan akan menjadi abadi dalam rangkaian tulisan yang dipublikasikan dalam berbagai media cetak dan digital.

3.     Branding/Promosi

Jejak tulisan yang kita torehkan di media cetak dan digital akan mengenalkan kita pada dunia tentang pemikiran dan aktifitas kita yang akan terus terekam sepanjang jaman. Hal ini tentunya akan memberikan masukan dan pertimbangan bagi siapapun atau organisasi apapun yang mempunyai visi dan misi yang sama mengajak bekerjasama dengan kita. Lingkupannya tidak hanya sebatas lokal namun antar wilayah bahkan antara negara. Semakin kuat kita membranding diri kita dengan kualitas yang tajam maka akan semakin terbuka lebar peluang tangga kesuksesan kita.

4.     Memenuhi Regulasi/Akreditasi

Bagi banyak akademisi baik guru maupun dosen menulis merupakan tuntutan untuk bisa mendapatkan angka kredit yang dipergunakan untuk kenaikan pangkat. Tulisan bisa dalam bentuk buku, artikel ilmiah dan jurnal yang harus dipublikasikan dan berstandar nasional. 

 

Para penulis pada umumnya masih kesulitan untuk menerbitkan tulisannya menjadi buku yang ber-ISBN akibat ketidaktahuan dan minimnya informasi yang dimiliki.  

Berikut ini adalah langkah untuk menerbitkan buku: 

1.     Mengirimkan naskah ke penerbit

Banyak pilihan penerbit yang bisa penulis pilih. Bila ke penerbit mayor atau penerbit besar maka harus sabar menunggu lama karena melalui seleksi yang ketat apakah naskah kita layak dan laku dipasaran. Bahkan sering kali penerbit menolak naskah yang dikirim penulis setelah waktu yang lama akibat banyaknya antrian naskah buku yang dikirim ke penerbit. Ada pilihan lain jika penulis ingin naskah tulisannya bisa segera terbit dengan mengirimkannya ke penerbit indi. Pada penerbit indi penulis harus membayar sendiri biaya produksi penerbitan bukunya.

2.     Oleh penerbit naskah tadi dinilai dan direview

Penerbit menilai atau mereview naskah bukan bermaksud untuk menghakimi atau merendahkan naskah itu. Penerbit akan mengevaluasi naskah tersebut apakah ketika menjadi sebuah buku apakah laku dipasaran atau tidak? Sejauh mana minat pasar terhadap judul buku yang akan diterbitkan. Jika pangsa pasarnya kecil atau minim maka otomatis naskahnya akan ditolak. Penerbit mengharapkan para penulis yang ditolak naskahnya jangan patah arang dan menyerah untuk terus mencoba mengirim naskah buku. Karena alasan penerbit memproduksi buku semata hanya untuk mencari keuntungan. Naskah berisi judul, sinopsis, riwayat penulis, daftar isi yang lengkap dan gambaran ringkas bab awal sampai bab akhir.

3.     Jika telah diterima penerbit maka penulis diminta mengirimkan soft copy naskah besrta surat perjanjian dan surat pernyataan akan keaslian karya penulis yang telah disiapkan penerbit 

4.     Proses edit dan proses seting oleh tim penerbit.

Penerbit tidak pernah menolak naskah yang salah ketikan. Penerbit lebih memperhatikan isi tulisan. Penerbit memiliki banyak pegawai ahli bahasa untuk memperbaiki bahasa dan ketikan sehingga naskah buku bisa menjadi lebih menarik. Kadangkala judul diganti oleh tim editor sehingga akan lebih menarik bagi minat baca orang dan laku di pasaran.

5.     Proses Editing ulang dengan penulis

Setelah diedit dan dan diseting oleh pihak penerbit selanjutmya naskah buku akan dikirim ke penulis untuk diedt kembali jika penulis ingin menambahkan atau mengedit sehingga menghindari kesalahan fatal dari isi buku yang dimaksud oleh penulis. Naskah kemudian dikembalikan ke penerbit dan dikoreksi seperlunya.

6.     Proses Cetak massal dan Penjualan

Naskah buku yang sesuai dengan penulis dan penerbit yang telah mengalami proses edit dan proses seting akan dicetak dalam jumlah yang banyak untuk diedarkan di seluruh toko buku dan gerai buku di seluruh wilayah Indonesia bahkan ke seluruh dunia.

 

Pernahkah kita memimpikan buku kita dibaca orang lain saat kita berada di suatu tempat?  Betapa bahagia dan bangganya kita yang tidak bisa dinilai oleh apapun. Apalagi saat melihat pembaca buku kita senang dan bahagia saat membacanya. Menjadi salah satu inspirasi bagi hidup pembacanya.  Aku berharap dan berdoa suatu saat aku bisa seperti itu dengan segala usaha dan ketekunanku, in sya Alloh aamiin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar